Berita Hangat :
Home » » Kenangan di Jogja

Kenangan di Jogja

Written By SPAM SMANET on Senin, 03 Maret 2014 | 02.01

ilustrasi
Beberapa gumpalan warna putih dari awan yang bergerak perlahan bercampur dengan biru cakrawala dilatar belakang, memperindah bauran warna yang tercipta diatas langit Yogyakarta.
Senja sore di Malioboro sangat ramai. Banyak orang yang sedang duduk-duduk didepan benteng Vredeburg, yang hanya berfoto-foto, dan ada juga yang sedang berbelanja.
Bayu terlihat sedang asik dengan kamera yang dibawanya. Kadang, raut wajahnya menunjukan kesenangan dan kadang juga menujukan kesedihan saat melihat foto-foto yang ada dikameranya.
Biasanya, ia bisa menghabiskan waktu hingga berjam-jam di Malioboro untuk hunting foto, berlibur, dan lain-lain.
Sore senja disudut Jogja
Terucap do'a, kau tahu isi hati ini
Dan bila itu tak terungkap
Tetap kunikmati, rasa jatuh cinta
Sendiri
Suara handphone Bayu berbunyi dan membuyarkan konsentrasinya. Nada itu masih sama seperti dulu, saat ia masih tersenyum mendengarnya.
Perempuan bernama Diandra -lah yang membuat Bayu tidak dapat mengganti nada dering itu. Diandra adalah perempuan yang ia sayang. Juga perempuan yang telah menghancurkan rasa sayangnya itu.
Bayu mengambil handphone disaku celananya, memencet tombol, dan menempatkan ditelinga kanannya.
"Hallo, ada apa, Wan?" Bayu memulai pembicaraan.
"Hallo, Bay. Lo ada dimana?"
"Gue di Malioboro, ada apa?" Sahut Bayu.
"Bisa balik ke kosan sekarang, ndak?"
"Mau apa emang?"
"Udah, kesini aja. Gak usah banyak tanya!"
Bayu menutup telepon itu, dan menyimpannya kembali ke saku celananya. Bayu seringkali menuruti kemauan Irwan, sahabatnya. Karena memang Irwan lah seorang sahabat yang paling mengerti bagaimana perasaan yang sedang dialaminya saat ini.
Bayu memasukan kameranya kedalam tas. Lalu menaiki motornya, menarik gas, dan melaju bersatu dengan kendaraan lain dijalan.
                                                   ***
"Ada apa sih, lo nyuruh gue kesini buru-buru?" Tanya Bayu, sedikit emosi. Sambil menaruh tasnya diatas meja dan duduk disebelah Irwan.
"Bay, lo masih inget sama mantan lo?"
Sekejap suasana menjadi hening. Yang ditanya hanya diam saja, seperti sedang mengingat lagi masa lalu yang telah lama hilang.
"Mantan yang mana?"
"Yahelah, emang lo punya mantan berapa sih? Diandra, Bay. Diandra! Masih inget?"
Suasana menjadi hening kembali. Bayu terlihat sedang membayangkan sesuatu yang telah lama ingin ia lupakan. Tapi, sesuatu itu selalu kembali dan melewat dipikirannya setiap kali dia mendengar sebuah nama "Diandra".
"Bay! Lo dengerin gue ngga, sih?" Irwan dengan nada keras, membuyarkan lamunan Bayu.
"Eh iya, Wan. Udah ah, gue cape. Gue mau istirahat dulu" sahut Bayu.
"Eh, bentar dulu. Maen nyelonong aja, sampeyan!" Irwan seraya menarik tangan Bayu agar kembali duduk.
"Ada apa lagi sih, Wan?"
"Nih, Bay. Tadi pagi, gue ketemu Diandra."
"Hah? Dimana, Wan?" Bayu mengernyitkan dahi.
"Tuh kan. Lo masih inget Diandra, ya? Ngaku deh lo!"
"Iya,masih"
"Bahkan lo pasti masih berharap dia kan?"
Bayu menatap Irwan dengan tajam dan menghela nafas.
"Ndak lah, Wan!"
Irwan hanya tertawa terbahak-bahak. Puas sekali ia menggoda sahabatnya itu.
"Mana mungkin kamu ketemu Diandra, Wan..Wan... Wis ah. Aku capek" Bayu beranjak dari kursinya dan melangkah menuju kamar yang bersebelahan dengan kamar Irwan.
"Dikandani ra percoyo, yasudah!" Irwan seraya mengambil remot dan memencet-mencet tombolnya.
                                                 ***
Keesokan harinya, Bayu berangkat ke sekolah. Biasanya, dia selalu mengendarai motor sport merahnya lewat jalan Malioboro.
Pagi-pagi, jalan Malioboro tidak ramai, tapi juga tidak terlalu sepi. Masih ada orang-orang yang sedang membereskan toko-tokonya, lari pagi, dan banyak kegiatan lain.
Selewat, Bayu mengingat sosok Diandra. Setiap kali melewat jalan Malioboro, Bayu selalu mengingat sosok perempuan itu. Banyak kenangan yang mereka alami bersama di Malioboro.
Dia tidak tahu apa yang harus ia lakukan, ingin sekali ia melupakan perempuan itu. Tetapi, terlalu besar perasaan yang ia berikan kepada Diandra, membuat Bayu tidak dapat melupakannya.
Sampai disekolah, Bayu memarkirkan motornya dihalaman sekolahnya yang cukup luas.
"Woy!" Tiba-tiba sebuah tepukan tangan mendarat dipunduk Bayu.
"Eh elo, Wan. Ngagetin aja lo"
"Hehe, sorry, Bay. Kantin yuk!"
"Iya, bentar." Bayu membuka helmnya dan menyimpan di kaca spion kanan motornya. "Yuk!"
                                                  ***
Sekolah Bayu tidak terlalu mewah. Tapi, setiap sudut disekolah itu sangat bersih. Termasuk kantinnya. Itulah alasan mereka berdua menyukai kantin ketika disekolah.
Bayu mulai memasuki area kantin sekolah. Bau kantin itu mengingatkan kembali sosok Diandra. Dulu, Bayu pernah makan dengan Diandra dimeja yang paling pojok. Sampai sekarang, meja itu masih ada, posisinya masih tetap, dan masih menjadi meja favorit Bayu. Tetapi satu hal yang membuat beda "Tidak ada perempuan yang ia sayangi disamping Bayu". Ingin sekali dia pindah ke meja lain, tapi dia tak bisa melupakan kenangan masa lalunya yang menyenangkan dan berakhir menyedihkan.
Irwan memesan kopi susu dan duduk dimeja itu bersama Bayu.
"Wan..." Bayu memulai pembicaran
"Apa?"
"Aku kangen Diandra" Ucapan itu meluncur begitu saja tanpa Bayu pikirkan.
"Kenapa toh kamu, Bay? Diandra itu udah lama ninggalin kamu. Udah 6 bulan loh kamu ditinggal dia, Bay. Udah 6 bulan hidup kamu berantakan"
"Aku juga bingung, Wan"
Pelayan di kantin itu menghampiri Mereka, dan menyimpan kopi susu hangat yang masih mengeluarkan uapnya dimeja.
Irwan mengucapkan terimakasih pada pelayan itu, yang diucapkan hanya tersenyum dan kembali ke tempatnya.
"Kamu tuh aneh, yo. Harusnya, kamu itu udah move on. Bahkan harus move up. Kamu harus udah punya yang baru. Ndak usah mikirin Diandra terus!" Irwan menyeruput kopi susunya.
Bayu hanya terdiam, ia menatap kopi susu lalu menatap mata Irwan.
"Setiap kali aku ke Malioboro, ke kantin, kemana pun. Aku selalu teringat sama Diandra, Wan. Ibarat dia itu masih selalu ada disamping ku. Apalagi setiap kali aku masuk kelas, Wan."
Suara ruah-riuh dikantin begitu ramai. Ada yang makan, antre untuk memesan menu, dan ada juga yang hanya duduk untuk menikmati Wifi.
"Seharusnya, kamu udah jadi fotografer hebat, Bay! Harusnya, kamu sudah banyak jadwal motret. Coba deh, kamu lupain dia"
"Ndak mudah untuk aku lupain Diandra, Wan. Hubungan ku itu sudah 3 tahun"
"Iya, hubungan 3 tahun lalu kandas karena mementingkan sebuah nafsu!" Irwan dengan nada sedikit kesal.
"Nafsu opo maksud mu toh?"
"Iya, nafsu. Diandra itu memutuskan hubungan kalian demi laki-laki baru yang dia cintai, Bay!"
Tiba-tiba obrolan mereka berhenti sejenak. Bayu membayangkan rasa sakit yang telah ia rasakan karena dihianati oleh perempuan yang sangat dia sayangi.
KRIIIING!!!!
Tiba-tiba bel masuk sekolah berbunyi. Membuat pengunjung kantin keluar dan menuju kelas.
"Yowislah, aku kekelas dulu ya, Bay. Legowo!" Irwan seraya menepuk-nepuk punggung Bayu dan beranjak menuju kelasnya.
Bayu masih bingung. Dia berpikir, ada benarnya juga omongan Irwan itu. Tapi, apapun itu Bayu tetap sulit untuk move on dari Diandra, bahkan move up sekalipun.
Bayu mulai beranjak dari kursinya dan berjalan perlahan menuju kasir. Lalu membayar kopi susu pesanannya tadi.
Perlahan, dia meninggalkan kantin. Sosok Diandra yang ada dipikirannya itu sejenak menghilang.
Tetapi, kembali lagi. Terbayang lagi dalam pikirannya ketika dia melihat sebuah pintu kelas yang bertuliskan "XI IPA 6".
Dikelas itulah, Diandra ada. Kelas itu juga yang menjadi saksi saat Bayu menembak Diandra. Dan dikelas itu juga Diandra menyatakan 'putus' pada Bayu.
                                                ***
Bel sekolah berbunyi. Menandakan kegiatan belajar-mengajar berakhir.
Bayu menyusuri lorong sekolah dengan perlahan seraya memasang earphone ditelinganya yang dihubungkan dari handphone miliknya.
"Woy, Bay!" Irwan menghampiri Bayu.
"Kamu lagi" Sahut Bayu seraya mengecek volume musik dihandphone nya. "Kok ini ndak idup ya, Wan?"
"Apanya?" Tanya Irwan
"Ini, earphone ku."
"Kamu kurang neken kali masangnya" Irwan seraya membenarkan earphone yang dipakai Bayu.
"Oh..." Bayu mengangguk-anggukan kepala.
"Udah idup?"
"Udah, Wan. Thanks, ya"
"Eh, liat itu didepan!" Irwan menunjuk seseorang yang sedang duduk di kursi taman sekolah.
"Ada apa?" Bayu mengalihkan pandangannya ke sudut yang ditunjuk Irwan.
"Itu bukannya Diandra?"
"Kalo iya pun, apa pentingnya buatku?"
"Ya barangkali sampeyan pengen balikan lagi. Hahaha" Irwan tertawa terbahak-bahak.
"Ngga, Wan. Ngga akan" Jawab Bayu.
Obrolan mereka berhenti sejenak sampai akhirnya langkah mereka terhentikan.
"Bayu!" Suara seorang perempuan, dari arah belakang.
Bayu membalikan badannya untuk melihat siapa yang memanggilnya.
"A......" Bayu gugup.
Tiba-tiba masa lalu itu kembali lagi, datang lagi dipikiran Bayu. Bayu semakin sulit untuk melupakan kenangan itu. Bayu sudah tidak bisa mengelak perasaan dan pikirannya lagi. Apalagi, saat ini Diandra berada dihadapannya.
"Aku kangen kamu, Bay" Diandra seraya memeluk erat tubuh Bayu.
Tak ada yang bisa Bayu ucapkan. Ia hanya terdiam membiarkan Diandra memeluknya. Mencoba menahan serbuan adegan-adegan kenangan yang sejak tadi menyerang benaknya. Perlahan, Bayu melepaskan pelukan itu.
"Maaf ya, Bay"
"Maaf kenapa?"
"Aku nggak tahu lagi harus ke siapa. Yang terlintas dipikiran cuma kamu, kamu, dan kamu"
Irwan hanya terdiam tak bicara sepatah kata pun. Ibarat dia sedang menonton ftv. Sebetulnya, dia tahu pasti perasaan yang dialami Bayu. Tapi, dia membiarkan Bayu untuk berbicara langsung pada mantannya itu.
"Aku udah maafin kamu sejak lama," Ujar Bayu.
Diandra tersenyum lebar.
Bayu mengalihkan pandangannya ke sudut sekolah lainnya. Dia tidak bisa menahan perasaannya, antara sayang dan pedih. Semua itu bercampur dalam pikirannya.
"Aku masih sayang sama kamu."
"Diandra...." Bayu menghela nafas berat. "Mungkin lebih baik kita menjadi orang asing, yang nggak pernah kenal dan nggak pernah menyakiti."
"Kamu masih sayang Aku, Bayu. Aku yakin itu"
"3 tahun, Di. 3 tahun hubungan yang kita ukir. Itu bukan waktu yang singkat. Tapi semuanya kandas, karena kamu......" Bayu tak bisa meneruskan perkataannya.
"Karena aku jadian sama orang lain!" Diandra meneruskannya.
Bayu tak menjawab lagi. Dia membuang pandangannya dari tatapan Diandra. Sementara, Irwan hanya menepuk-nepuk punggung Bayu.
"Terus, kamu mau apa?" Tanya Bayu dengan mengalihkan kembali pandangannya ke Diandra.
"Aku mau....." Diandra menghela nafas. "Kita melanjutkan hubungan kita, Bay"
"Kamu telat, Di" Jawab Bayu, pelan.
"Telat? Kamu udah punya yang lain?"
"Belum...."
"Terus, telat kenapa?"
Bayu menatap tajam mata Diandra.
"Kamu telat! Aku sudah sangat sakit hati, Di."
Diandra hanya terdiam tak melanjutkan pembicaraan itu. Dia menatap Bayu dengan meneteskan air mata.
Bayu tahu betul, Diandra sering meneteskan air mata. Air mata sudah menjadi alat bagi Diandra. Itu bukan hal yang langka lagi. Bayu tidak akan tertipu lagi dengan air matanya.
"Maaf kan aku, Di. Aku ngga bisa melanjutkan hubungan kita. Aku... Aku harus fokus untuk cita-cita aku, menjadi fotografer"
"Aku ngerti kok. Kalau emang itu pilihan terbaik kamu. Aku nerimanya dengan ikhlas, Bay."
"Udah ya, kamu jangan nangis lagi. Malu" Bayu mencoba menenangkan Diandra.
"Wis, wis. Kalau kalian ngga mau balikan lagi. Lebih baik kalian menjadi teman. Jangan sampai kalian mejadi musuh." Irwan mendamaikan mereka.
"Sekali lagi maafin aku ya, Bay"
"Iya, maafin aku juga ya, Di"
Perasaan Bayu mulai tenang, begitu pula dengan pikirannya. Masa lalu yang dialami mereka memang sangat menyenangkan. Tetapi, berakhir dengan menyedihkan. Menyimpan luka dalam yang tak mudah untuk disembuhkan.
Bayu berharap, Diandra menjadi yang terbaik untuk orang lain yang akan mengisi ruang hatinya.
Sementara dirinya tidak akan mencari yang baru sebelum cita-citanya tercapai.
Bayu selalu menyimpan teguh prinsipnya setelah kejadian itu; lupakan, lupakan, dan sembuhkan!
 
Sumber: http://sobatebot.blogspot.com/2013/12/kenangan-di-jogja.html
Share this post :

Posting Komentar

 
Support : SMAN 1 TELAGASARI | X MIA 6 | Admin
Copyright © 2014. SPAM SMANET - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger